Sabtu, 01 Februari 2020

JURNAL: MENCIPTAKAN DAN MEMELIHARA KONDISI OPTIMAL KEGIATAN MENGAJAR MELALUI MANAJEMEN KELAS PENDIDIK






ABSTRACT


Classroom management is the rules and procedures needed to create and maintain an environment of teaching and learning. Classroom management aims to generate and maintain optimal learning, Classroom management because they needed from day-to day and even from time to time the behavior and actions of students changed, Today's students can learn well and is quiet but not necessarily tomorrow. Considering the main task of the most difficult for novice and experienced teacher is classroom management. Failure of a teacher in teaching is directly proportional to the inability of teachers to manage the classroom. Successful management of classroom teachers can be influenced by the knowledge, mastery, ability, methods and strategies, as well as the interaction of teachers and students. For that, the better-class management, the better educators to teach educators.

Keywords: Creating, Maintaining Optimal Condition and Class Management


A.      Latar Belakang Masalah
Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia dapat melalui kegiatan pendidikan. Salah satu kategori utama yang perlu diperhatikan adalah tenaga pendidik. Pendidik memiliki peran utama yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Tugas pendidik membantu perkembangan peserta didik untuk mewujutkan tujuan belajar secara optimal. Mengajar pada hakekatnya adalah proses mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua komponen pengajaran meliputi bahan pelajaran, proses belajar mengajar,  metode, alat, sumber dan evaluasi. Syaiful Bahri Djamarah menyebutkan “masalah yang dihadapi guru baik pemula maupun yang sudah berpengalaman adalah pengelolaan atau manajemen kelas.[1] Mengingat tugas utama yang paling sulit bagi pengajar adalah manajemen kelas, Hari ini siswa dapat belajar dengan tenang akan tetapi besok belum tentu.
Manajemen kelas merupakan kegiatan yang dengan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses pembelajaran di kelas. Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal yaitu mengajar dan mengelola kelas.[2] Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai tujuan yang ditetapkan. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan memelihara suasana kondisi kelas agar kegiatan belajar mengajar itu dapat berlangsung secara efektif dan efesien. Penerapan manajemen kelas merupakan manajemen guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal jika terjadi gangguan dalam belajar. Manajemen kelas adalah ketentuan dan prosedur yang diperlukan guna menciptakan dan memelihara lingkungan tempat terjadi kegiatan proses mengajar yang menyenangkan bagi anak didik.
Manajemen kelas guru mempunyai implikasi langsung untuk melakukan pencegahan perilaku  buruk siswa, seperti tidak memperhatikan, mengganggu teman, dan membuat keributan. Manajemen kelas mengacu kepada semua hal yang dilakukan guru untuk mengorganisasikan peserta didik, waktu, tata ruang, dan bahan pelajaran agar pembelajaran siswa di kelas bisa menjadi baik, disiplin dan berhasil dalam pembelajaran. Dengan demikian kegiatan manajemen kelas guru dimaksudkan untuk mengatasi gangguan belajar anak didik agar terfokus pada pembelajaran. Untuk itu peran guru dalam manajemen kelas sangat penting dalam menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan.
Menurut Emmer yang dikutif dalam buku “Sekolah Efektif dan Guru Efektif” yang ditulis oleh Hasri Salfen mendefinisikan “manajemen kelas sebagai perangkat perilaku dan kegiatan guru yang diarahkan untuk menarik perilaku siswa yang wajar, pantas, dan layak serta usaha dalam meminimalkan gangguan, Sedangkan Duke menyatakan “Manajemen kelas adalah ketentuan dan prosedur yang diperlukan guna menciptakan dan memelihara lingkungan tempat terjadi kegiatan belajar dan mengajar”.[3]

Semakin baik manajemen kelas maka dalam pembelajaran juga semakin baik. Dengan demikian penerapan manajemen kelas menjadi faktor penting dalam menciptakan dan mempertahankan proses belajar mengajar pendidik. Pendidik yang perhatian pada anak didik akan mempengaruhi kesiapan belajar siswa. Manajemen kelas yang kurang baik akan membuat interaksi terputus dan siswa kurang bersemangat dalam belajar. Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru dalam mengelola kelas.  Untuk itu, sebagai guru sudah sepantasnya mampu dan dapat menguasai manajemen kelas dengan baik, baik guru pemula atau berpengalaman adalah suatu kewajiban dan penting untuk dilaksanakan. Karena suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur peserta didik dan mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan belajar, Juga hubungan baik antara siswa dan guru dan siswa dengan siswa merupakan syarat keberhasilan manajemen kelas.[4]

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka pembahasan dalam tulisan ini akan dibahas dan dirinci dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1.         Bagaimanakah penerapan manajemen kelas pendidik ?
2.         Bagaimanakah Menciptakan dan Mememelihara kegiatan mengajar secara Optimal ?

C.      Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan diharapkan agar setiap pendidik baik pemula maupun berpengalaman mampu mengetahui dan melaksanakan cara mengajar dalam menciptakan dan memelihara kegiatan mengajar secara optimal melalui pelaksanaan manajemen kelas yang baik dalam proses belajar mengajar.

D.      Manajemen Kelas
1.    Pengertian Manajemen Kelas
Secara kebahasaan (etimologis) manajemen kelas atau pengelolaan terdiri dari dua kata yaitu pengelolaan dan kelas Istilah manajemen telah lahir dan diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, dan lain  sebagainya. Masing-masing memberikan pandangan yang berbeda sesuai dengan latar belakang pekerjaan mereka. Manajemen sebagai sebuah istilah yang sering dipakai di dunia bisnis pada dasarnya juga dipakai untuk organisasi pendidikan pada umumnyaBerikut pengertian manajemen menurut para ahli:
a)        M. Sobry Sutikno. “Manajemen adalah serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi, mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya di dalam mengatur dan memberdayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan organisasi”.[5]
b)      John. D Millet dalam Pengantar Manajemen karangan dari  H.B. Siswanto membatasi manajemen adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan. sedangkan James A.F Stoner dan Charles Wankel memberikan batasan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya demi terwujudnya tujuan organisai.[6] Adapun pengertian kelas memiliki dua pengertian yaitu:
1.    Kelas dalam arti sempit  yaitu ruangan khusus yang dibatasi dinding tempat siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar  mengajar.[7]
2.    Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah yang sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai tujuan.[8] Sedangkan pengertian dari ruang kelas adalah kondisi fisik kelas yang akan digunakan oleh guru bersama dengan siswanya dalam aktifitas pembelajaran.[9]
            Dari pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen secara umum adalah serangkaian proses pengarahan, perencanaan dan pengendalian terhadap suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Dengan demikian manajemen kelas merupakan suatu perangkat prilaku penyelenggaraan proses belajar mengajar agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar dan efesien di lingkungan kelas. Secara kebahasaan (etimologis) manajemen kelas atau pengelolaan terdiri dari dua kata yaitu pengelolaan dan kelas.[10]
Pengertian manajemen kelas Menurut Emmer yang dikutif dalam bukuSekolah Efektif dan Guru Efektif” yang ditulis oleh Hasri Salfen mendefinisikan “manajemen kelas sebagai perangkat perilaku dan kegiatan guru yang diarahkan untuk menarik perilaku siswa yang wajar, pantas, dan layak serta usaha dalam meminimalkan gangguan.” Sedangkan Duke menyatakan “Manajemen kelas adalah ketentuan dan prosedur yang diperlukan guna menciptakan dan memelihara lingkungan tempat terjadi kegiatan belajar dan mengajar.”[11]

Suharsimi arikunto berpendapat bahawa manajemen kelas  adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan pembelajar atau membantu maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat melaksanakan kegiatan belajar seperti diharapkan.[12] Selanjutnya menurut J.M Cooper mengemukakan lima pengelompokan definisi manajemen kelas yaitu:
a.         Seperangkat kegiatan guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas sebagai pandangan dalam mengontrol tingkah laku.
b.        Seperangkat kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa sebagai pandangan yang bersifat permisif kaitannya dengan tugas guru dalam memaksimalkan kebebasan siswa.
c.         Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diingingkan dan meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
d.        Seperangkat kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim sosioemosional kelas yang positif sebagai pandangan hubungan kegiatan interaksi belajar mengajar guru dengan siswa.
e.         Seperangkat kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi yang efektif.[13]
2. Tujuan manajemen kelas
Manajemen kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara situasi kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan bila terjadi gangguan belajar dari siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain manajemen kelas merupakan kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal dalam proses  belajar mengajar. Manajemen kelas bagi guru perlu dikuasai dan diterapkan dalam setiap kegiatan belajar mengajar.
Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkalaku siswa yang tidak diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkalaku yang tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal, iklim sosio emosional yang positing serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang efektif.[14] Tujuan pengelolaan menurut Sudirman penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja. Sedangkan Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan atau manajemen kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efesien.[15], Menurut Ahmad tujuan manajemen kelas sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar.
2. Menghilangkan berbagai hambatan belajar yang dapat menghalagi terwujudnya kegiatan belajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa di kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosiol, ekonomi dan budaya serta sifat individual.
5. Menyadari kebutuhan peserta didik dan merespon secara efektif perilaku peserta anak didik serta mengembangkan anak didik agar betanggung jawab
6. Membangun kesadaran peserta anak didik agar anak didik bertingkah laku sesuai dengan tata tertib serta menumbuhkan kewajiban untuk melibatkan diri dalam kegiatan aktivitas kelas.[16]
Pada akhirnya tujuan manajemen kelas yang diharapkan adalah menciptakan disiplin kelas dan kemampuan guru mengagendakan fasilitas yang dibutuhkan di dalam kelas.[17] Keterampilan manajemen merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal jika terjadi gangguan. Tujuan dari manajemen kelas adalah Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Diantara komponen dalam manajemen kelas adalah terdiri dari dua yaitu: a. Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal diantaranya: Persiapan belajar, sikap tanggap, perhatian baik visual dan verbal pemusatan perhatian terhadap kelompok belajar. b. Keterampilan yang berhubungan  dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal diantaranya: Melakukan pembinaan hubungan interaksi belajar mengajar, menghentikan prilaku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, memberikan hukuman yang mendidik pada siswa yang melanggar ketentuan aturan dan mengawasi tugas-tugas  siswa sampai selesai dengan baik. Dalam pelaksanaan manajemen kelas terdapat beberapa tahapan-tahapan yaitu diantaranya; Merumuskan kondisi kelas yang dikehendaki, Menganalisis kondisi kelas, Memilih dan menggunakan strategi manajerial, Menilai efektivitas manajerial.[18]
1.        Merumuskan kondisi kelas yang dikehendaki.    Secara konkrit kelas yang dikehendaki dapat dirumuskan dalam bentuk rumusan prilaku peserta didik yang diharapkan terjadi pada saat proses pembelajaran, sebagai contoh siswa berperilaku sesuai dengan harapan kita.
2.         Menganalisa kondisi kelas. Kondisi kelas aktual ialah kondisi untuk membantu seorang guru untuk mengidentifikasi hal seperti kesenjangan antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, dan menetapkan hal apa yang segera memerlukan perhatian dalam proses pembelajaran, Masalah-masalah potensial yang bisa muncul sekiranya guru tidak berhasil mencegahnya dan kondisi nyata yang perlu dipelihara, ditingkatkan dan dipertahankan kerena merupakan kondisi yang dikehendaki.[19]
3.        Memilih dan menggunakan strategi manajerial. Penggunaan strategi yang tepat dan efektif akan menjadikan hasil dari tujuan mencapai sasan dengan baik. Salah satunya adalah penggunaan metode pembelajaran bervariasi yang disesuaikan dengan kondisi pembelajaran di kelas dan strategi yang dilakukan adalah memperbaiki pengajaran sesuai dengan tingkat kecakapan siswa.
4.        Menilai efektivitas manajerial. Pada tahap ini guru menilai upayanya sendiri yakni sampai dimana upaya yang dilakukan itu dalam mengembangkan dan memelihara kondisi yang dikehendaki, serta upaya mempersempit kesenjangan antara kondisi aktual dengan kondisi ideal, penilaian ini difokuskan kepada dua perangkat prilaku, yaitu prilaku guru dan peserta didik.[20]. Wang, Haerted, dan Walberg menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pembelajaran menyimpulkan, “Manajemen kelas yang efektif dan baik dimunculkan untuk meningkatkan keterlibatan siswa, mengurangi perilaku yang mengganggu, dan semua ini dapat meningkatkan prestasi siswa, Brophy telah mengidentifikasi manajemen kelas sebagai prasyarat penting untuk memotivasi siswa. Manajemen kelas merupakan landasan yang dibangun dalam menciptakan kelas yang lebih bersemangat.[21]       

3.  Kegiatan manajemen kelas
Keberhasilan dalam mengajar bagi seorang guru adalah sangat berkaitan dengan kegiatan proses belajar mengajar, contonya adanya tujuan, penguasaan materi, metode yang digunakan, sarana dan prasarana serta dan evaluasi. Selain dari itu  keberhasilan guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah kemampuan dalam mencegah terjadinya perilaku siswa yang mengganggu dalam  proses belajar mengajar dan kemampuan dalam memanajemen kelas. Kegiatan ini terdiri dari:
a.    Kemampuan mengelola lingkungan kelas. Salah satu faktor penting dalam belajar adalah lingkungan belajar. Menurut John Dewey, dan Tyler bahwa proses belajar terjadi melalui pengalaman yang diperoleh siswa dari lingkungan belajar tempat siswa berada. Untuk itu guru harus dapat menciptakan lingkungan kelas yang membantu perkembangan pendidikan  anak didiknya. Pengaturan pada lingkungan kelas juga perlu diperhatikan, tempat duduk paling popular di kebanyakan kelas adalah siswa secara secara berderat menghadap ke papan tulis. Pada umumnya pengaturan berdasarkan tinggi pendeknya siswa. Tempat duduk pada kegiatan proses belajar mengajar dapat dilakukan berdasarkan variasi bentuk tempat dududuk siswa, misalnya penempatan secara berderat menghadap ke papan tulis, pola penempatan tempat duduk secara berkelompok dengan jumlah empat hingga enam dalam satu kelompok, penempatan  pola tempat duduk meja bundar dan persegi dan pola lain yang disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran di kelas.
b.    Kegiatan  penegakan disiplin kelas. Disiplin adalah kesediaan untuk mematuhi ketertiban agar anak didik dapat belajar. disiplin yang dimaksud adalah sebagai upaya untuk mengatur dan mengontrol perilaku anak untuk mencapai tujuan pendidikan kerena ada perilaku yang harus dicegah dan ada perilaku yang harus dilarang dan sebaliknya harus dilakukan.
c.    Kontrol perilaku anak didik. Perilaku anak didik merupakan masalah kerena terkait erat dengan efektif belajar dari siswa dan guru. Ketika perilaku seluruh kelas memenuhi harapan, maka pembelajaran dapat dimaksimalkan dan kegiatan pembelajaran juga menjadi terarah.
d.   Manajemen konflik di dalam kelas. Kelas merupakan tempat terjadinya proses belajar mengajar antara guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kelas yang baik adalah kelas yang di dalamnya selalu terdapat interaksi baik antara guru dan siswa maupun siswa dengan siswa. Beberapa hal yang menjadi timbulnya komplik adalah seperti: adanya kesalahpahaman atau kegagalan komunikasi, penilaian pandangan dan tujuan, hal-hal yang berhubungan dengan kekuasaan, frustasi dan kejengkelan dan lain-lain.
e.    Kegiatan penataan kelas. Kelas merupakan taman belajar bagi siswa dan menjadi tempat mereka, bertumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun secara fisik, intelektual maupun emosional. Menurut Ahmad syarat kelas yang baik adalah: rapi, bersih, sehat, tidak lembab, cukup cahaya yang menerangi, siskulasi udara cukup, perabot dalam keadaan baik.[22] Peran guru dalam manajemen kelas adalah memelihara lingkungan fisik kelas, Mengarahkan dan membimbing proses intelektual dan sosial anak didik, Mampu memimpin pembelajaran yang efektif dan efesien.[23]

4. Prinsip-prinsip dalam manajemen kelas
            Syaiful Bahri Djmarah menyebutkan dalam rangka memperkecil gangguan dalam penerapan manajemen kelas dapat dipergunakan prinsip sebagai berikut:
a)         Hangat dan Antusias; Hangat dan antusias diperlukan dalam proses pembelajaran. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya.[24]
b)        Tantangan; Penggunaan kata-kata, tindakan, cara karja, atau atau bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk terus belajar.
c)         Bervariasi; Penggunaan alat media, gaya mengajar, Interaksi antara guru dan siswa, meningkatkan perhatian siswa dalam kegiatan proses  pembelajaran.
d)        Keluwesan; Tingkah laku guru dalam mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan iklim belajar mengajar yang efektif.
e)       Penekanan pada hal-hal yang positif; Guru harus menekankan pada hal-hal positif dan menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal negatif. [25]
f)         Tujuan akhir dari manajemen kelas adalah siswa dapat mengembangkan disiplin diri sendiri dan guru menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab.[26]

E.   Prosedur manajemen kelas dalam menciptakan yang optimal
       1. Menciptakan Dan Mempertahankan Kondisi Optimal
Manajemen kelas merupakan suatu tindakan yang menunjukkan kepada kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Langkah kegiatan manajemen kelas mengacu pada tindakan pencegahan dengan tujuan menciptakan kondisi yang menguntungkan dan tindakan korektif yang merupakan tindakan koreksi terhadap tingkah laku yang menyimpang  yang dapat mengganggu kondisi optimal proses pembelajaran.
a.         Prosedur dimensi pencegahan (preventif)
Merupakan tindakan yang mengatur siswa dan peralatan serta format pembelajaran yang tepat sehingga menimbulkan kondisi yang menguntungkan bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Langkah yang harus dilakukan dalam manajemen pencegahan adalah:
1)        Peningkatan kesadaran diri sebagai guru, Implikasi adanya kesadaran diri sebagai guru akan tampak dalam sikap guru yang demogratis tidak otoriter, menunjukkan sikap kepribadian yang stabil, harmonis serta berwibawa, sehingga pada akhirnya menimbulkan reaksi dan respon yang positif bagi siswa.
2)        Peningkatan kesadaran siswa, Kurannya kesadran diri pada siswa ditandai dengan sikap yang mudah marah, mudah tersinggung, mudah kecewa. Untuk menanggulangi tersebut, guru harus berupaya meningkatkan kesadaran siswa melalui tindakan; Memberitahukan kepada siswa tentang hak dan kewajiban siswa sebagai anggota kelas, Memperhatikan kebutuhan  dan keinginan siswa dan Menciptakan suasana saling pengertian guru dan siswa.[27]
3)        Sikap tulus dari guru, Artinya apa adanya, tidak berpura-pura dalam memberi pembelajaran.[28]
4)        Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan. Langkah ini dapat dilakukan dengan  Mengidentifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku yang bersifat individu dan kelompok, Mengenal berbagai pendekatan dan menggunakan sesuai dengan situasi keadaan keperluan dan Mempelajari pengalaman guru atau orang lain yang baik dan gagal sehingga mempunyai alternatif variasi.
5)        Menciptakan kontrak pencegahan, Membuat aturan dengan kesepakan guru dan siswa secara bersama  berupa aturan yang dihormati dan ditaati[29]
b.        Prosedur pengolahan dimensi pencegahan (kuratif)
Dimensi korektif merupakan tindakan tingkah laku yang menyimpang yang sudah sudah terlanjur  terjadi agar penyimpangan tidak berulang-ulang. Dalam hal ini guru berusaha untuk menimbulkan kesadaran dan tanggung jawab dalam memperbaiki diri sendiri melalui kegiatan yang direncanakan dan dipertanggung jawabkan.Langkah-langkah perbaikan (kuratif) adalah:
1)   Mengidentifikasi masalah. Pada langkah ini guru melakukan kegiatan mengenal atau mengetahui masalah yang timul dalam kelas serta jenis-jenis penyimpangan yang terjadi
2)   Menganalisa masalah. Pada kegiatan guru adalah berusaha untuk menganalisa penyimpangan, latar belakang penyimpangan,  dan sumber penyimpangan, kemudian menentukan alternatif yang akan digunakan
3)   Memilih alternatif pemecahan. Kegiatan yang dilakukan guru adalah memilih alternatif yang paling tepat dalam menanggulagi penyimpangan
4)   Melaksanakan alternative. Setelah ditetapkan alternatif yang tepat maka langkah selanjutnya pelaksakaan alternatif
5)   Mendapatkan balikan. Langkah ini menilai apakah pelaksanaan alternatif perbaikan yang telah dipilih telah mencapai sasaran sesuai yang direncanakan. Semua yang dilakukan adalah untuk memperbaiki kegiatan program pembelajaran.[30]

2. Masalah dalam manajemen kelas
            Manajemen kelas merupakan berbagai jenis kegiatan yang dengan sengaja dilakukan guru dalam tujuan menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses pembelajaran di kelas. Manajemen kelas berkaitan dengan upaya-upaya untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar (penghentian perilaku peserta didik yang menyeleweng perhatian kelas, pemberian pelajaran, penetapan norma kelompok yang produktif, di dalamnya mencangkup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas yang ada). Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar yang rendah, tidak sesuainya dengan standar batas ukuran yang ditentukan. Untuk mengatasi masalah dalam manajemen kelas guru harus mampu:
a.       Mengenali berbagai jenis masalah manajemen kelas baik bersifat pengolahan kelas baik perorangan maupun kelompok.
b.      Memahami pendekatan yang cocok untuk jenis masalah serta Memilih dan menetapkan pendekatan yang tepat untuk memecahkan masalah.
c.       Menunjukkan sikap tanggap terhadap aktivitas siswa dan Memberi perhatian secara visual dan verbal serta Memusatkan perhatian kelompok [31]
d.      Memberi petunjuk yang jelas dalam kegiatan belajar dan menegur dengan bijaksana.[32]

3. Keterampilan Mengelola Kelas
a.         Manajemen Tata Lingkungan Fisik Kelas
1)   Lingkungan fisik kelas. Dengan teknik motivasi yang baik guru dapat menciptakan kontribusi iklim kelas yang nyaman yaitu; kelas bersih dan sehat, kelas sebagai kegiatan belajar seperti rumah sendiri, Penataan dan dekorasi yang meneyenangkan serta harus mengandung kesehatan, keadan matahari, cahaya, kelengkatan dan alat pembelajaran.
2)   Pengaturan tempat duduk siswa. Pengaturan yang paling populer dikalangan kelas adalah siswa secara berderet menghadap kepapan tulis dan guru. Pada umumnya tempat duduk siswa siswa diatur menurut tingih rendahnya siswa, Format huruf U dan Pada situasi yang lain siswa yang tidak dapat melihat jarak jauh atau pendengarannya serta siswa yang sering membuat gaduh ditempatkan dideretan yang paling depan tanpa melihat tinggi rendahnya siswa.[33]
b.         Penegakkan disiplin kelas
1)   Pengertian disiplin kelas. Disiplin dalam bahasa yunani disciplus yang artinya murid atau pengikut guru. Seorang pengikut harus tunduk dan taat peraturan. Kerena disiplin  berarti kesediaan untuk mematuhi ketertiban agar murid dapat belajar. W.J.S Poerwadarminta mengemukakan disiplin adalah rasa tanggung jawab dari pihak murid berdasarkan kematangan rasa sosial untuk mematuhi segala aturan dan tata tertip di sekolah sehingga dapar belajar dengan baik.
2)   Pendekatan dalam disiplin meliputi Pemberian bimbingan dalam mengembangkan pola tingka laku yang baik dan Evaluasi pada diri pribadi yang didasarkan pada peraturan yang diterapkan. Teknik membina disiplin kelas meliputi: keteladanan guru, bimbingan guru dan pengawasan.
3)   Upaya meneggakkan disiplin meliputi tanggung jawab guru, siswa dan orang tua.[34]
c.         Manajemen konflik di dalam kelas. Kelas merupakan ruang yang dibatasi oleh dinding yang tempat berkumpulnya sejumlah orang untuk melaksanakan proses pembelajaran. Kelas merupakan tempat terjadinya proses belajar mengajar, di dalam kelas tidak selalu berjalan lancar, terkadang permasalahan itu muncul dengan secara tidak disadari.
1)   Menangani konflik dalam kelas meliputi Menciptakan komunikasi timbal balik, Menggunakan jasa pihak ketiga, Menggunakan jasa pengawas, Kegiatan bimbingan konseling dan Komunikasi kekeluargaan
2)   Cara mengelola konflik meliputi: Memiliki kemampuan mengungkap kesulitan, Memiliki kemampuan memotivasi, Kemampuan mengatasi kesulitan dan Memiliki kemampuan menilai dalam segala aspek[35]
d.        Menata kelas yang nyaman dan menyenangkan. Kelas merupakan taman belaja rbagi siswa dan menjadi tempat bertumbuh kembang intelektual maupun emosional. Menurut Ahmad syarat-syarat kelas yang baik adalah Rapi, bersih, sehat dan tidak lembab, Cukup cahaya yang menerangi, Tata ruang yang sesuai benda pada tempatnya serta Perabot dalam kelas yang baik; Papan Tulis, Meja Kersi Guru, Almari, Jadwal Pelajaran, Papan Absensi, Daftar Piket, Kelender, Tempat sampah dan Alat peraga.[36]

BAB II
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi terlihat pada kelancaran interaksi pembelajaran pada siswa.  Faktor yang memungkinkan dapat mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan kegiatan belajar yang kondusif dan menyenangkan melalui manajemen kelas adalah:
1.         Pengetahuan dan kemampuan diri pribadi guru dalam mengelola serta pengalaman manajeman dalam mengajar seperti kemampuan stategi, metode dan variasi pembelajaran serta penguasaan materi pembelajaran.
2.         Kualifikasi tingkat pendidikan guru dan penguasaan lingkungan atau keadaan dinamika serta kondisi di dalam kelas sebagai tempat proses belajar mengajar.
3.         Kepekaan dan pengalaman pendidik pada pengetahuan, kesadaran, perhatian, minat anak didik tehadap ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa.
4.         Dalam kegiatan mengajar interaksi sangat penting dalam menjalin proses pembelajaran efektif dan efesien.
5.         Semakin baik manajemen kelas maka semakin optimal dan kundusif kegiatan pembelajaran

B.       Saran
                 Berdasarkan kesimpulan di atas, selanjutnya diajukan beberapa saran yang berguna yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pembelajaran siswa, yaitu:
1.         Guru di sekolah diharapkan dapat merancang dan melaksanakan suatu kegiatan belajar yang dapat menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam.
2.         Suasana kondusif yang menyenangkan dapat dilaksanakan melalui manajemen  kelas yaitu kegiatan pengkondisian belajar dan pengembangan belajar serta penataan ruangan kelas.
3.         Diharapkan bagi guru sekolah dapat memaksimalkan perhatian terhadap siswa terutama pada tingkah laku, minat siswa, motivasi, kemampuan siswa dan masalah siswa. hal ini ditujukan untuk meningkatkan interaksi aktifnya kegiatan pembelajaran yang baik terhadap suatu materi pembelajaran yang disampaikan.
4.         Penguasaan, pengetahuan dan kemampuan serta pengalaman yang menjadi penting dalam mengelola pembelajaran.






























DAFTAR PUSTAKA



Barnadi, Dkk, (2012). Etika dan Profesi Kepribadian. Yogyakarta: Ar-Rzz Media.

David. A. Jacopsen Paul Enggen, (2005) Methods For Teaching; Metode-Metode Pengajaran Siswa TK-SMA. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Djaman Satori, Dkk,  (2010). Propesi Keguruan. Jakarta: Universistas Terbuka.

Hamid Darmadi, (2010). Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Penerbit CV Alfabeta.

H.B. Siswanto, (2008). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Mudasir, (2011).  Manajemen Kelas.  Pekanbaru: PenerbitZanafa Publishing.

M. Sobry Sutikno, (2008). Manajemen Pendidikan Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Moh.User Usman, (2009). Menjadi Guru Propesional. Bandung: PT Rosdakarya.

Salfen Hasri, (2009). Sekolah Efektif dan Guru Efektif. Yogyakarta: Aditya Media Printing and Publising.
Salman Rusydie, (2011). Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas. Jogjakarta: DIVA Press.







[1]Mudasir, Manajemen  Kelas, (Yogyakarta: Penerbit Zanafa Publishing, 2011), hal. 16.
[2] Ibid., hal. 171.
[3]Salfen Hasri, Sekolah Efektif dan Guru Efektif, (Yogyakarta: Aditya Media Printing and Publising, 2009), hal. 41.
[4]Moh. User Usman, Menjadi Guru Propesional, (Bandung: PT Rosdakarya, 2009), hal. 97.
[5]M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hal. 2.
[6]H.B. Siswanto, Pengantar Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hal. 2.
[7]Salman Rusydie, Op.Cit.,  hal. 24.
[8]Mudasir, Op.Cit.,  hal. 1.
[9]Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar Landasan Konsep dan Implementasi, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009), hal. 7.
[10]Salman Rusydie, Prinsip-Prinsip Manajemen Kelas. (Jogjakarta: DIVA Press, 2011).       hal. 24.
[11]Salfen Hasri, Loc.Cit.,  hal. 41.
[12] Mudasir,  Loc Cit.,  hal. 4.
[13]Ibid., hal.156.

[14]Barnadi, dkk,  Etika & Profesi Kependidikan, (Jogjakarta: Ar-Rzz Media, 2012),  hal. 233.
[15]Mudasir, Op.Cit., hal. 20.
[16]Barnadi, Op.Cit., hal. 233.
[17]Mudasir. Op.Cit., hal. 19.
[18]Djaman Satori, dkk, Profesi Keguruan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010),  hal. 3.

[19]Ibid., hal. 3.
[20]Ibid., hal. 4.
[21]David A . Jacobsen,  Methods  For  Teaching (Metode-Metode Pengajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),  hal. 39.
[22]Mudasir, Loc.Cit., hal. 122.
[23]Barnadi, Loc.Cit.,  hal. 6.
[24]Salman Rusydie,. Loc.Cit., hal. 35.

[25] Ibid., hal. 43.
[26]Mudasir, Op Cit.,  hal. 23.
[27]Ibid., hal. 80.
[28]Ibid., hal. 80.
[29]Ibid., hal. 81.
[30]Ibid.,  hal. 82.
[31]Mudasir. Ibid.. hal. 174.
[32]Barnawi. Loc.Cit. hal. 234.
[33] Mudasir. Loc.Cit.,. hal. 89.

[34] Mudasir. Ibid.,. hal. 98.
[35] Mudasir.Ibid.,. hal. 109.
[36] Mudasir.Ibid.,. hal. 122.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar