ABSTRACT
Classroom management is the rules and procedures needed to create and maintain an environment of teaching and learning. Classroom management aims to generate and maintain optimal learning, Classroom management because they needed from day-to day and even from time to time the behavior and actions of students changed, Today's students can learn well and is quiet but not necessarily tomorrow. Considering the main task of the most difficult for novice and experienced teacher is classroom management. Failure of a teacher in teaching is directly proportional to the inability of teachers to manage the classroom. Successful management of classroom teachers can be influenced by the knowledge, mastery, ability, methods and strategies, as well as the interaction of teachers and students. For that, the better-class management, the better educators to teach educators.
Keywords: Creating, Maintaining Optimal Condition and Class Management
A.
Latar Belakang Masalah
Upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dapat melalui kegiatan pendidikan.
Salah satu kategori utama yang perlu diperhatikan adalah tenaga pendidik. Pendidik
memiliki peran utama yang besar terhadap keberhasilan
pembelajaran di sekolah. Tugas pendidik membantu perkembangan peserta didik
untuk mewujutkan tujuan belajar secara optimal. Mengajar pada hakekatnya adalah
proses mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa. Semua
komponen pengajaran meliputi bahan pelajaran, proses belajar mengajar, metode, alat, sumber dan evaluasi. Syaiful
Bahri Djamarah menyebutkan “masalah yang dihadapi guru baik pemula maupun yang
sudah berpengalaman adalah pengelolaan atau manajemen kelas.[1]
Mengingat tugas utama yang paling sulit bagi pengajar adalah manajemen kelas,
Hari ini siswa dapat belajar dengan tenang akan tetapi besok belum tentu.
Manajemen kelas
merupakan kegiatan yang dengan sengaja dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk
menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses pembelajaran di kelas.
Kegiatan guru di dalam kelas meliputi dua hal yaitu mengajar dan mengelola
kelas.[2]
Kegiatan mengajar dimaksudkan secara langsung menggiatkan siswa mencapai
tujuan yang ditetapkan. Kegiatan mengelola kelas bermaksud menciptakan dan memelihara
suasana kondisi kelas agar kegiatan belajar mengajar itu dapat berlangsung
secara efektif dan efesien. Penerapan manajemen kelas merupakan manajemen guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal jika terjadi gangguan dalam belajar. Manajemen kelas adalah ketentuan dan prosedur yang diperlukan guna
menciptakan dan memelihara lingkungan tempat terjadi kegiatan proses mengajar yang menyenangkan bagi anak didik.
Manajemen kelas
guru mempunyai implikasi langsung untuk melakukan pencegahan perilaku buruk siswa, seperti tidak memperhatikan,
mengganggu teman, dan membuat keributan. Manajemen kelas mengacu kepada semua
hal yang dilakukan guru untuk mengorganisasikan peserta didik,
waktu, tata ruang, dan bahan pelajaran agar pembelajaran siswa di kelas bisa
menjadi baik, disiplin dan berhasil dalam pembelajaran. Dengan demikian kegiatan manajemen kelas guru dimaksudkan untuk mengatasi
gangguan belajar anak didik agar terfokus
pada pembelajaran. Untuk itu peran guru dalam manajemen kelas sangat penting dalam
menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan.
Menurut Emmer yang dikutif dalam buku “Sekolah
Efektif dan Guru Efektif” yang ditulis oleh Hasri Salfen mendefinisikan “manajemen kelas sebagai perangkat
perilaku dan kegiatan guru yang diarahkan untuk menarik perilaku siswa yang
wajar, pantas, dan layak serta usaha dalam meminimalkan gangguan, Sedangkan
Duke menyatakan “Manajemen kelas adalah ketentuan dan prosedur yang diperlukan
guna menciptakan dan memelihara lingkungan tempat terjadi kegiatan belajar dan
mengajar”.[3]
Semakin baik
manajemen kelas maka dalam pembelajaran juga semakin
baik. Dengan demikian penerapan manajemen kelas menjadi
faktor penting dalam menciptakan dan mempertahankan proses belajar mengajar pendidik. Pendidik yang perhatian pada anak didik akan
mempengaruhi kesiapan belajar siswa. Manajemen kelas
yang kurang baik akan membuat interaksi terputus dan siswa kurang bersemangat
dalam belajar. Kegagalan seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding
lurus dengan ketidakmampuan guru dalam mengelola kelas. Untuk itu, sebagai guru sudah sepantasnya mampu dan dapat
menguasai manajemen kelas dengan baik,
baik guru pemula atau berpengalaman adalah suatu kewajiban dan penting untuk
dilaksanakan. Karena suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika
guru mampu mengatur peserta didik dan mengendalikannya dalam suasana yang
menyenangkan untuk mencapai tujuan belajar, Juga hubungan baik antara siswa dan
guru dan siswa dengan siswa merupakan syarat keberhasilan manajemen kelas.[4]
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang dikemukakan, maka pembahasan dalam tulisan ini akan
dibahas dan dirinci dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
1.
Bagaimanakah penerapan manajemen kelas pendidik
?
2.
Bagaimanakah Menciptakan dan Mememelihara
kegiatan mengajar secara Optimal ?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan diharapkan
agar setiap pendidik baik pemula maupun berpengalaman mampu mengetahui dan
melaksanakan cara mengajar dalam menciptakan dan memelihara kegiatan mengajar
secara optimal melalui pelaksanaan
manajemen kelas yang baik dalam proses belajar mengajar.
D.
Manajemen Kelas
1.
Pengertian Manajemen Kelas
Secara kebahasaan (etimologis) manajemen kelas atau pengelolaan terdiri
dari dua kata yaitu pengelolaan dan kelas Istilah manajemen telah lahir dan
diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya
pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin,
dan lain sebagainya. Masing-masing
memberikan pandangan yang berbeda sesuai dengan latar belakang pekerjaan
mereka. Manajemen sebagai sebuah istilah yang sering dipakai di dunia
bisnis pada dasarnya juga dipakai untuk organisasi pendidikan pada umumnyaBerikut
pengertian manajemen menurut para ahli:
a)
M. Sobry
Sutikno. “Manajemen
adalah serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, memotivasi,
mengendalikan, dan mengembangkan segala upaya di dalam mengatur
dan memberdayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai
tujuan organisasi”.[5]
b)
John. D Millet dalam
Pengantar Manajemen karangan dari H.B. Siswanto membatasi manajemen adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas
kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan.
sedangkan James A.F Stoner dan Charles Wankel memberikan batasan manajemen
adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian
upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainnya
demi terwujudnya tujuan organisai.[6] Adapun
pengertian kelas memiliki dua pengertian yaitu:
1.
Kelas dalam
arti sempit yaitu ruangan khusus yang
dibatasi dinding tempat siswa berkumpul untuk mengikuti proses belajar mengajar.[7]
2.
Kelas dalam
arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah
yang sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar yang kreatif untuk mencapai tujuan.[8] Sedangkan
pengertian dari ruang kelas adalah kondisi fisik kelas yang akan digunakan oleh
guru bersama dengan siswanya dalam aktifitas pembelajaran.[9]
Dari pengertian tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa
manajemen secara umum adalah serangkaian proses pengarahan, perencanaan dan pengendalian terhadap suatu
kelompok untuk mencapai tujuan. Dengan
demikian manajemen kelas merupakan suatu perangkat
prilaku penyelenggaraan proses belajar mengajar agar sesuatu yang dikelola
dapat berjalan dengan lancar dan efesien di lingkungan kelas. Secara kebahasaan (etimologis) manajemen
kelas atau pengelolaan terdiri dari dua kata yaitu pengelolaan dan kelas.[10]
Pengertian manajemen kelas Menurut Emmer yang
dikutif dalam buku “Sekolah Efektif dan Guru Efektif” yang ditulis
oleh Hasri Salfen mendefinisikan “manajemen kelas sebagai
perangkat perilaku dan kegiatan guru yang diarahkan untuk menarik perilaku
siswa yang wajar, pantas, dan layak serta usaha dalam meminimalkan gangguan.” Sedangkan
Duke menyatakan “Manajemen kelas adalah ketentuan dan prosedur yang diperlukan
guna menciptakan dan memelihara lingkungan tempat terjadi kegiatan belajar dan
mengajar.”[11]
Suharsimi arikunto berpendapat bahawa
manajemen kelas adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan pembelajar atau membantu maksud agar
dicapai kondisi optimal sehingga dapat melaksanakan kegiatan belajar seperti
diharapkan.[12]
Selanjutnya menurut J.M Cooper mengemukakan lima pengelompokan
definisi manajemen kelas yaitu:
a.
Seperangkat kegiatan
guru untuk menciptakan dan mempertahankan ketertiban suasana kelas sebagai
pandangan dalam mengontrol tingkah laku.
b.
Seperangkat
kegiatan guru untuk memaksimalkan kebebasan siswa sebagai pandangan yang
bersifat permisif kaitannya dengan tugas guru dalam memaksimalkan kebebasan
siswa.
c.
Seperangkat
kegiatan guru untuk mengembangkan tingkah laku siswa yang diingingkan dan
meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan.
d.
Seperangkat
kegiatan guru untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan iklim
sosioemosional kelas yang positif sebagai pandangan hubungan kegiatan interaksi
belajar mengajar guru dengan siswa.
e.
Seperangkat
kegiatan guru untuk menumbuhkan dan mempertahankan organisasi yang efektif.[13]
2. Tujuan manajemen kelas
Manajemen kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara situasi kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan bila terjadi
gangguan belajar dari siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain manajemen
kelas merupakan kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang
optimal dalam proses belajar mengajar. Manajemen
kelas bagi guru perlu dikuasai dan diterapkan dalam setiap kegiatan belajar
mengajar.
Manajemen kelas adalah seperangkat kegiatan untuk mengembangkan tingkalaku
siswa yang tidak diinginkan dan mengurangi atau meniadakan tingkalaku yang
tidak diinginkan, mengembangkan hubungan interpersonal, iklim sosio emosional
yang positing serta mengembangkan dan mempertahankan organisasi kelas yang
efektif.[14]
Tujuan pengelolaan menurut Sudirman penyediaan fasilitas bagi macam-macam
kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual
dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan
bekerja. Sedangkan Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan atau manajemen
kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga
segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efesien.[15], Menurut
Ahmad tujuan manajemen kelas sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi
dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar.
2. Menghilangkan berbagai hambatan belajar yang
dapat menghalagi terwujudnya kegiatan belajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang
mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual siswa di kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosiol, ekonomi
dan budaya serta sifat individual.
5. Menyadari kebutuhan peserta didik dan merespon
secara efektif perilaku peserta anak didik serta mengembangkan
anak didik agar betanggung jawab
6. Membangun kesadaran peserta anak didik agar anak didik bertingkah
laku sesuai dengan tata tertib serta menumbuhkan
kewajiban untuk melibatkan diri dalam kegiatan aktivitas
kelas.[16]
Pada akhirnya
tujuan manajemen kelas yang diharapkan adalah menciptakan disiplin kelas dan
kemampuan guru mengagendakan fasilitas yang dibutuhkan di dalam kelas.[17] Keterampilan manajemen merupakan keterampilan
guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi yang optimal jika terjadi
gangguan. Tujuan dari manajemen kelas adalah Menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didik untuk mencapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien. Diantara komponen dalam manajemen kelas
adalah terdiri dari dua yaitu: a. Keterampilan yang berhubungan dengan
penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal diantaranya: Persiapan
belajar, sikap tanggap, perhatian baik visual dan verbal pemusatan perhatian
terhadap kelompok belajar. b. Keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang
optimal diantaranya: Melakukan pembinaan hubungan interaksi belajar mengajar, menghentikan
prilaku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, memberikan hukuman yang
mendidik pada siswa yang melanggar ketentuan aturan dan mengawasi tugas-tugas siswa sampai selesai dengan baik. Dalam pelaksanaan manajemen
kelas terdapat beberapa tahapan-tahapan yaitu diantaranya; Merumuskan kondisi kelas
yang dikehendaki, Menganalisis kondisi kelas, Memilih dan menggunakan strategi
manajerial, Menilai efektivitas manajerial.[18]
1.
Merumuskan
kondisi kelas yang dikehendaki. Secara konkrit
kelas yang dikehendaki dapat dirumuskan dalam bentuk rumusan prilaku peserta
didik yang diharapkan terjadi pada saat proses pembelajaran, sebagai contoh siswa
berperilaku sesuai dengan harapan kita.
2.
Menganalisa kondisi kelas. Kondisi kelas aktual ialah
kondisi untuk membantu seorang guru untuk mengidentifikasi hal seperti kesenjangan
antara kondisi nyata dengan kondisi ideal, dan menetapkan hal apa yang segera
memerlukan perhatian dalam proses pembelajaran, Masalah-masalah potensial yang bisa
muncul sekiranya guru tidak berhasil mencegahnya dan kondisi nyata yang perlu
dipelihara, ditingkatkan dan dipertahankan kerena merupakan kondisi yang
dikehendaki.[19]
3.
Memilih dan
menggunakan strategi manajerial. Penggunaan strategi yang tepat dan efektif akan
menjadikan hasil dari tujuan mencapai sasan dengan baik. Salah satunya adalah
penggunaan metode pembelajaran bervariasi yang disesuaikan dengan kondisi
pembelajaran di kelas dan strategi yang dilakukan adalah memperbaiki pengajaran
sesuai dengan tingkat kecakapan siswa.
4.
Menilai efektivitas manajerial. Pada tahap ini guru
menilai upayanya sendiri yakni sampai dimana upaya yang dilakukan itu dalam
mengembangkan dan memelihara kondisi yang dikehendaki, serta upaya mempersempit
kesenjangan antara kondisi aktual dengan kondisi ideal, penilaian ini difokuskan
kepada dua perangkat prilaku, yaitu prilaku guru dan peserta didik.[20]. Wang, Haerted, dan Walberg menyatakan bahwa
faktor yang mempengaruhi pembelajaran menyimpulkan, “Manajemen kelas yang
efektif dan baik dimunculkan untuk meningkatkan keterlibatan siswa, mengurangi
perilaku yang mengganggu, dan semua ini dapat meningkatkan prestasi siswa, Brophy
telah mengidentifikasi manajemen kelas sebagai prasyarat penting untuk
memotivasi siswa. Manajemen kelas merupakan landasan yang dibangun dalam menciptakan kelas yang lebih bersemangat.[21]
3. Kegiatan
manajemen kelas
Keberhasilan dalam mengajar bagi seorang guru adalah sangat
berkaitan dengan kegiatan proses belajar mengajar, contonya adanya tujuan,
penguasaan materi, metode yang digunakan, sarana dan prasarana serta dan
evaluasi. Selain dari itu keberhasilan
guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah kemampuan dalam mencegah terjadinya perilaku siswa yang
mengganggu dalam proses belajar mengajar
dan kemampuan dalam memanajemen kelas. Kegiatan ini terdiri
dari:
a. Kemampuan mengelola lingkungan kelas. Salah satu
faktor penting dalam belajar adalah lingkungan belajar. Menurut John Dewey, dan
Tyler bahwa proses belajar terjadi melalui pengalaman yang diperoleh siswa dari
lingkungan belajar tempat siswa berada. Untuk itu guru harus dapat menciptakan
lingkungan kelas yang membantu perkembangan pendidikan anak didiknya. Pengaturan pada lingkungan
kelas juga perlu diperhatikan, tempat duduk paling popular di kebanyakan kelas
adalah siswa secara secara berderat menghadap ke papan tulis. Pada umumnya
pengaturan berdasarkan tinggi pendeknya siswa. Tempat duduk pada kegiatan
proses belajar mengajar dapat dilakukan berdasarkan variasi bentuk tempat
dududuk siswa, misalnya penempatan secara berderat menghadap ke papan tulis,
pola penempatan tempat duduk secara berkelompok dengan jumlah empat hingga enam
dalam satu kelompok, penempatan pola
tempat duduk meja bundar dan persegi dan pola lain yang disesuaikan dengan
kegiatan pembelajaran di kelas.
b. Kegiatan penegakan disiplin kelas. Disiplin adalah
kesediaan untuk mematuhi ketertiban agar anak didik dapat belajar. disiplin
yang dimaksud adalah sebagai upaya untuk mengatur dan mengontrol perilaku anak
untuk mencapai tujuan pendidikan kerena ada perilaku yang harus dicegah dan ada
perilaku yang harus dilarang dan sebaliknya harus dilakukan.
c.
Kontrol perilaku anak didik. Perilaku
anak didik
merupakan masalah kerena terkait erat dengan efektif belajar dari siswa dan
guru. Ketika perilaku seluruh kelas memenuhi harapan, maka pembelajaran dapat
dimaksimalkan dan kegiatan pembelajaran juga menjadi terarah.
d.
Manajemen konflik
di dalam kelas. Kelas merupakan tempat terjadinya proses belajar mengajar antara
guru dengan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kelas yang baik adalah
kelas yang di dalamnya selalu terdapat interaksi baik antara guru dan siswa
maupun siswa dengan siswa. Beberapa hal yang menjadi timbulnya komplik adalah
seperti: adanya kesalahpahaman atau kegagalan komunikasi, penilaian pandangan
dan tujuan, hal-hal yang berhubungan dengan kekuasaan, frustasi dan kejengkelan
dan lain-lain.
e.
Kegiatan penataan
kelas. Kelas merupakan taman belajar bagi siswa dan menjadi tempat mereka,
bertumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun secara fisik,
intelektual maupun emosional. Menurut Ahmad syarat kelas yang baik adalah:
rapi, bersih, sehat, tidak lembab, cukup cahaya yang menerangi, siskulasi udara
cukup, perabot dalam keadaan baik.[22] Peran
guru dalam manajemen kelas adalah memelihara
lingkungan fisik kelas, Mengarahkan dan membimbing proses intelektual dan sosial
anak didik, Mampu memimpin pembelajaran yang efektif dan efesien.[23]
4. Prinsip-prinsip
dalam manajemen kelas
Syaiful Bahri Djmarah menyebutkan dalam rangka memperkecil gangguan
dalam penerapan manajemen kelas dapat dipergunakan prinsip sebagai berikut:
a)
Hangat dan Antusias;
Hangat dan antusias diperlukan dalam proses pembelajaran. Guru yang hangat dan
akrab pada anak didik selalu menunjukkan antusias pada tugasnya.[24]
b)
Tantangan; Penggunaan
kata-kata, tindakan, cara karja, atau atau bahan-bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah siswa untuk terus belajar.
c)
Bervariasi; Penggunaan
alat media, gaya mengajar, Interaksi antara guru dan siswa, meningkatkan perhatian
siswa dalam kegiatan proses pembelajaran.
d)
Keluwesan; Tingkah
laku guru dalam mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta menciptakan
iklim belajar mengajar yang efektif.
e)
Penekanan pada
hal-hal yang positif; Guru harus menekankan pada hal-hal positif dan
menghindari pemusatan perhatian pada hal-hal negatif. [25]
f)
Tujuan akhir dari
manajemen kelas adalah siswa dapat mengembangkan disiplin diri sendiri dan guru
menjadi teladan mengendalikan diri dan pelaksanaan tanggung jawab.[26]
E. Prosedur manajemen kelas dalam menciptakan yang optimal
1. Menciptakan Dan Mempertahankan Kondisi
Optimal
Manajemen
kelas merupakan suatu tindakan yang menunjukkan kepada kegiatan yang
menciptakan dan mempertahankan kondisi optimal bagi terjadinya proses belajar
mengajar. Langkah kegiatan manajemen kelas mengacu pada tindakan pencegahan
dengan tujuan menciptakan kondisi yang menguntungkan dan tindakan korektif yang
merupakan tindakan koreksi terhadap tingkah laku
yang menyimpang yang dapat mengganggu
kondisi optimal proses pembelajaran.
a.
Prosedur
dimensi pencegahan (preventif)
Merupakan tindakan yang mengatur siswa dan peralatan serta format
pembelajaran yang tepat sehingga menimbulkan kondisi yang menguntungkan bagi
berlangsungnya proses belajar mengajar. Langkah yang harus dilakukan dalam
manajemen pencegahan adalah:
1)
Peningkatan kesadaran diri sebagai guru, Implikasi adanya kesadaran diri sebagai guru akan
tampak dalam sikap guru yang demogratis tidak otoriter, menunjukkan sikap
kepribadian yang stabil, harmonis serta berwibawa, sehingga pada akhirnya
menimbulkan reaksi dan respon yang positif bagi siswa.
2)
Peningkatan kesadaran siswa, Kurannya kesadran diri pada siswa ditandai dengan
sikap yang mudah marah, mudah tersinggung, mudah kecewa. Untuk
menanggulangi tersebut, guru harus berupaya meningkatkan kesadaran siswa
melalui tindakan; Memberitahukan kepada siswa tentang hak dan kewajiban siswa
sebagai anggota kelas, Memperhatikan kebutuhan
dan keinginan siswa dan Menciptakan suasana saling pengertian guru dan
siswa.[27]
4)
Mengenal dan menemukan alternatif pengelolaan. Langkah ini dapat dilakukan dengan Mengidentifikasi berbagai penyimpangan tingkah laku
yang bersifat individu dan kelompok, Mengenal berbagai pendekatan dan
menggunakan sesuai dengan situasi keadaan keperluan dan Mempelajari pengalaman guru atau orang
lain yang baik dan gagal sehingga mempunyai alternatif variasi.
5)
Menciptakan kontrak pencegahan, Membuat aturan dengan kesepakan guru dan
siswa secara bersama berupa aturan yang
dihormati dan ditaati[29]
b.
Prosedur
pengolahan dimensi pencegahan (kuratif)
Dimensi korektif merupakan tindakan tingkah laku
yang menyimpang yang sudah sudah terlanjur
terjadi agar penyimpangan tidak berulang-ulang. Dalam hal ini guru
berusaha untuk menimbulkan kesadaran dan tanggung jawab dalam memperbaiki diri
sendiri melalui kegiatan yang direncanakan dan dipertanggung jawabkan.Langkah-langkah
perbaikan (kuratif) adalah:
1) Mengidentifikasi masalah. Pada langkah ini guru melakukan kegiatan
mengenal atau mengetahui masalah yang timul dalam kelas serta jenis-jenis
penyimpangan yang terjadi
2) Menganalisa masalah. Pada kegiatan guru adalah berusaha untuk
menganalisa penyimpangan, latar belakang penyimpangan, dan sumber penyimpangan, kemudian menentukan
alternatif yang akan digunakan
3) Memilih alternatif pemecahan. Kegiatan yang dilakukan guru adalah
memilih alternatif yang paling tepat dalam menanggulagi penyimpangan
4) Melaksanakan alternative. Setelah ditetapkan alternatif yang tepat
maka langkah selanjutnya pelaksakaan alternatif
5) Mendapatkan balikan. Langkah ini menilai apakah pelaksanaan
alternatif perbaikan yang telah dipilih telah mencapai sasaran sesuai yang
direncanakan. Semua yang dilakukan adalah untuk memperbaiki kegiatan program
pembelajaran.[30]
2. Masalah dalam
manajemen kelas
Manajemen kelas merupakan berbagai jenis kegiatan yang dengan
sengaja dilakukan guru dalam tujuan
menciptakan kondisi optimal bagi terjadinya proses pembelajaran di kelas. Manajemen
kelas berkaitan dengan upaya-upaya untuk
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses
belajar mengajar (penghentian perilaku peserta didik yang menyeleweng perhatian
kelas, pemberian pelajaran, penetapan norma kelompok yang produktif, di
dalamnya mencangkup pengaturan orang (peserta didik) dan fasilitas yang ada). Kegagalan
seorang guru mencapai tujuan pembelajaran berbanding lurus dengan ketidakmampuan
guru mengelola kelas. Indikator dari kegagalan itu seperti prestasi belajar
yang rendah, tidak sesuainya dengan standar batas ukuran yang ditentukan. Untuk
mengatasi masalah dalam manajemen kelas guru harus mampu:
a.
Mengenali
berbagai jenis masalah manajemen kelas baik bersifat pengolahan kelas baik
perorangan maupun kelompok.
b.
Memahami
pendekatan yang cocok untuk jenis masalah serta Memilih
dan menetapkan pendekatan yang tepat untuk memecahkan masalah.
c.
Menunjukkan
sikap tanggap terhadap aktivitas siswa dan Memberi
perhatian secara visual dan verbal serta Memusatkan
perhatian kelompok [31]
3. Keterampilan Mengelola Kelas
a.
Manajemen Tata Lingkungan Fisik Kelas
1) Lingkungan fisik kelas. Dengan teknik motivasi yang baik guru
dapat menciptakan kontribusi iklim kelas yang nyaman yaitu; kelas bersih dan
sehat, kelas sebagai kegiatan belajar seperti rumah sendiri, Penataan dan
dekorasi yang meneyenangkan serta harus mengandung kesehatan, keadan matahari,
cahaya, kelengkatan dan alat pembelajaran.
2) Pengaturan tempat duduk siswa. Pengaturan yang paling populer dikalangan
kelas adalah siswa secara berderet menghadap kepapan tulis dan guru. Pada
umumnya tempat duduk siswa siswa diatur menurut tingih rendahnya siswa, Format
huruf U dan Pada situasi yang lain siswa yang tidak dapat melihat jarak jauh
atau pendengarannya serta siswa yang sering membuat gaduh ditempatkan dideretan
yang paling depan tanpa melihat tinggi rendahnya siswa.[33]
b.
Penegakkan disiplin kelas
1) Pengertian disiplin kelas. Disiplin dalam bahasa yunani disciplus
yang artinya murid atau pengikut guru. Seorang pengikut harus tunduk dan taat
peraturan. Kerena disiplin berarti
kesediaan untuk mematuhi ketertiban agar murid dapat belajar. W.J.S
Poerwadarminta mengemukakan disiplin adalah rasa tanggung jawab dari pihak
murid berdasarkan kematangan rasa sosial untuk mematuhi segala aturan dan tata
tertip di sekolah sehingga dapar belajar dengan baik.
2) Pendekatan dalam disiplin meliputi Pemberian
bimbingan dalam mengembangkan pola tingka laku yang baik dan Evaluasi pada diri
pribadi yang didasarkan pada peraturan yang diterapkan. Teknik membina disiplin
kelas meliputi: keteladanan guru, bimbingan guru dan pengawasan.
3) Upaya meneggakkan disiplin meliputi
tanggung jawab guru, siswa dan orang tua.[34]
c.
Manajemen konflik di dalam kelas. Kelas merupakan ruang yang dibatasi oleh
dinding yang tempat berkumpulnya sejumlah orang untuk melaksanakan proses
pembelajaran. Kelas merupakan tempat terjadinya proses belajar mengajar, di
dalam kelas tidak selalu berjalan lancar, terkadang permasalahan itu muncul
dengan secara tidak disadari.
1) Menangani konflik dalam kelas meliputi Menciptakan komunikasi timbal balik, Menggunakan jasa pihak ketiga, Menggunakan jasa pengawas, Kegiatan bimbingan konseling dan Komunikasi kekeluargaan
2) Cara mengelola konflik meliputi: Memiliki kemampuan mengungkap kesulitan, Memiliki kemampuan memotivasi, Kemampuan mengatasi kesulitan dan Memiliki kemampuan menilai dalam segala
aspek[35]
d.
Menata kelas yang nyaman dan menyenangkan. Kelas merupakan taman belaja rbagi siswa
dan menjadi tempat bertumbuh kembang intelektual maupun emosional. Menurut
Ahmad syarat-syarat kelas yang baik adalah Rapi, bersih, sehat dan tidak
lembab, Cukup cahaya yang menerangi, Tata ruang yang sesuai benda pada
tempatnya serta Perabot dalam kelas yang baik; Papan Tulis, Meja Kersi Guru,
Almari, Jadwal Pelajaran, Papan Absensi, Daftar Piket, Kelender, Tempat sampah dan
Alat peraga.[36]
BAB II
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi terlihat pada kelancaran interaksi pembelajaran pada
siswa.
Faktor yang memungkinkan dapat mempengaruhi kelancaran dan keberhasilan kegiatan belajar
yang kondusif dan menyenangkan melalui manajemen kelas adalah:
1.
Pengetahuan dan kemampuan
diri pribadi guru dalam mengelola serta pengalaman
manajeman dalam mengajar seperti kemampuan stategi, metode dan variasi pembelajaran serta penguasaan materi pembelajaran.
2.
Kualifikasi tingkat pendidikan guru dan penguasaan lingkungan atau keadaan dinamika serta kondisi di dalam kelas sebagai
tempat proses belajar mengajar.
3.
Kepekaan dan pengalaman pendidik
pada pengetahuan, kesadaran, perhatian, minat anak didik tehadap ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa.
4.
Dalam kegiatan mengajar interaksi sangat penting dalam
menjalin proses pembelajaran efektif dan efesien.
5.
Semakin baik manajemen kelas maka semakin optimal dan
kundusif kegiatan pembelajaran
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, selanjutnya diajukan beberapa saran
yang berguna yang dapat dijadikan pertimbangan dalam pembelajaran siswa, yaitu:
1.
Guru di sekolah
diharapkan dapat merancang dan melaksanakan suatu kegiatan belajar yang dapat
menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan sebagai lingkungan belajar yang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran
pendidikan agama Islam.
2.
Suasana
kondusif yang menyenangkan dapat dilaksanakan melalui manajemen kelas yaitu kegiatan pengkondisian belajar
dan pengembangan belajar serta penataan ruangan kelas.
3.
Diharapkan bagi
guru sekolah dapat memaksimalkan perhatian terhadap siswa terutama pada tingkah
laku, minat siswa, motivasi, kemampuan siswa dan masalah siswa. hal ini
ditujukan untuk meningkatkan interaksi aktifnya kegiatan pembelajaran yang baik
terhadap suatu materi pembelajaran yang disampaikan.
4.
Penguasaan, pengetahuan dan kemampuan serta pengalaman
yang menjadi penting dalam mengelola pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Barnadi, Dkk, (2012). Etika
dan Profesi Kepribadian. Yogyakarta: Ar-Rzz Media.
David. A. Jacopsen Paul Enggen, (2005) Methods For Teaching;
Metode-Metode Pengajaran Siswa TK-SMA. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Djam’an
Satori, Dkk, (2010). Propesi Keguruan. Jakarta:
Universistas Terbuka.
Hamid Darmadi, (2010). Kemampuan Dasar Mengajar. Bandung: Penerbit CV Alfabeta.
H.B. Siswanto, (2008). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mudasir, (2011). Manajemen Kelas. Pekanbaru: PenerbitZanafa
Publishing.
M. Sobry Sutikno,
(2008). Manajemen Pendidikan Langkah Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang
Unggul. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Moh.User Usman,
(2009). Menjadi Guru Propesional. Bandung: PT
Rosdakarya.
Salfen Hasri, (2009). Sekolah Efektif dan Guru
Efektif. Yogyakarta: Aditya Media Printing
and Publising.
Salman Rusydie, (2011). Prinsip-Prinsip
Manajemen Kelas. Jogjakarta: DIVA Press.
[1]Mudasir, Manajemen
Kelas, (Yogyakarta: Penerbit Zanafa Publishing, 2011), hal. 16.
[3]Salfen
Hasri, Sekolah Efektif
dan Guru Efektif, (Yogyakarta: Aditya Media Printing and Publising, 2009), hal. 41.
[4]Moh. User Usman, Menjadi Guru Propesional, (Bandung: PT
Rosdakarya, 2009), hal. 97.
[5]M. Sobry Sutikno, Manajemen Pendidikan Langkah
Praktis Mewujudkan Lembaga Pendidikan yang Unggul, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008), hal. 2.
[9]Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar
Mengajar Landasan Konsep dan Implementasi, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2009),
hal. 7.
[12]
Mudasir, Loc
Cit., hal. 4.
[15]Mudasir, Op.Cit., hal. 20.
[17]Mudasir. Op.Cit., hal. 19.
[21]David A . Jacobsen, Methods For Teaching (Metode-Metode Pengajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 39.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar